Pengalaman Saya Sebagai Seorang Muslim di Taiwan (Makan)

Di Taiwan ada makanan halal?” Pertanyaan ini adalah pertanyaan populer yang saya dapati ketika kembali dari Taiwan. Bahkan, salah seorang penanya pernah menyatakan bahwa dia takut melanjutkan kuliah di Taiwan karena ketakutan akan ketidakadaan makanan halal.

Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku berkenaan dengan makanan ini. Memang benar bahwa mencari makanan halal di Taiwan tidaklah segampang di Indonesia, tentu saja karena Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Tetapi, masalah makanan ini dapat kita siasati dengan beberapa hal.

Nah, sebelum sampai ke siasat mencari makanan halal versi saya, kita lihat terlebih dahulu kondisi makanan di Taiwan.

  • Seperti halnya negara-negara lain dengan penduduk mayoritas non-muslim, Taiwan memang memanfaatkan daging babi dengan maksimal, artinya menu yang mengandung babi memang akan kita jumpai di rumah makan biasa. Jadi, kalau kita pergi ke rumah makan tanpa label vegetarian, kita wajib waspada, apalagi pada restoran tradisional yang terkenal, walaupun restoran tersebut menjual menu seafood, kita wajib bertanya apakah mereka memakai minyak babi atau tidak. Hal ini pernah saya alami sendiri, saat berkunjung ke Tainan, teman saya bersama keluarganya mengajak saya untuk mengunjungi restoran udang goreng yang sangat terkenal, tetapi demi keamanan saya, orang tua teman saya menanyakan kepada salah seorang pegawai restoran tentang udang goreng tersebut apakah mengandung unsur babi atau tidak, ternyata jawabannya adalah: Iya, mereka pakai minyak babi. Jadi, tetap tanyakan kandungan makanan meskipun restoran itu adalah restoran seafood.
  • Selain babi, daging lain seperti ayam dan sapi juga perlu diwaspadai karena untuk ayam, biasanya mereka tidak akan menyembelihnya. Hal ini diakui sendiri oleh supervisor saya secara tidak langsung bahwa perlakuan mereka terhadap ayam kebanyakan tidak akan mengeluarkan darah (alias tidak disembelih). Sedangkan untuk sapi, seperti yang kita ketahui untuk daging sapi, ayam dan kambing memang harus disembelih dengan membaca basmallah, di Taiwan kita tidak dapat menyakinkan hal itu mereka lakukan.
  • Makanan yang dimasak memang halal, seperti kentang atau sayur, tetapi tempat memasaknya biasanya bareng, juga pisau untuk memotong ikannya juga sama dengan pisau untuk memotong steak daging babi jika rumah makan tersebut juga menyediakan menu steak babi.
  • Makanan beku atau makanan ringan seperti roti, berbagai snack, juga bahkan bakso ikan juga wajib diwaspadai, pastikan komposisi-nya tidak menggunakan bahan-bahan berbasis babi atau ada tanda halal atau vegetarian. Pernah saya menemukan bakso ikan yang ternyata mengandung minyak babi.
Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk bertahan hidup di negara seperti itu?
  • Memasak makanan sendiri untuk makanan sehari-hari. Ini yang terbaik dan termurah.
  • Beli makanan di restoran Arab atau Pakistan. Restoran seperti ini banyak dijumpai di Taiwan walaupun memang harganya relatif lebih mahal. Hal yang juga baik adalah adanya stand halal food di berbagai bazar/festival besar di Taiwan, jadi ketika sedang jalan-jalan tak perlu risau.
  • Membeli makanan di restoran atau rumah makan vegetarian. Untuk yang satu ini, hampir di setiap tempat akan ada rumah makan vegetarian karena kebanyakan masyarakat Taiwan adalah penganut Budha yang vegetarian.
  • Setiap ada acara seperti konferensi atau acara jalan-jalan, mereka pasti menanyakan diet makanan peserta, jadi pastikan kita mencentang tanda vegetarian selalu.
  • Jika harus mengunjungi restoran untuk makan malam bersama, pastikan memilih menu vegetarian atau menu seafood (meskipun untuk yang ini harus ditanya kembali), kebanyakan restoran besar akan memisahkan tempat memasak untuk pelanggan vegetarian atau non-vegetarian, jadi jangan khawatir.
    Waspadai karakter mandarin ‘babi’ pada komposisi
    (sumber gambar: dari berbagai sumber)
  • Jika berjalan-jalan di night market dan tidak menemukan adanya satu pun stand halal food atau vegetarian, bisa mencoba makan jamur/cumi-cumi goreng, tetapi pastikan penjualnya hanya khusus memasak jamur/cumi-cumi saja; juga ada makanan khas Taiwan yang terbuat dari tepung, telur, dan kerang yang insyaAllah halal.
  • Hapal label vegetarian sehingga ketika membeli biskuit atau roti dapat memilih label tersebut.
Logo vegetarian pada makanan kemasan yang menandakan
bahwa makanan tersebut menggunakan bahan-bahan bebas
lemak hewan
  • Jika yang ada hanya 7/11 atau Family Mart, maka dapat membeli nasi goreng vegetarian pada menu frozen food, juga ada onogiri berisi tuna atau teri. (Notes: ada seseorang di blog pribadiku bahwa makanan ini juga tidak halal karena adanya kandungan alkohol di dalamnya, jadi teman-teman yang mau berhati-hati bisa tanya ke pegawainya apakah komposisinya mengandung alkohol yang memabukkan)
Onogiri dengan isian ikan
(sumber gambar: blog orang lain)
  • Selalu bertanya kepada penjual apakah makanan tersebut mengandung babi atau tidak: “mei you zhu rou han zhu yo ma?” “tidak ada daging dan minyak babinya kah?” kira-kira demikian.

Demikianlah beberapa tips yang dapat saya berikan berdasarkan pengalaman saya. Juga, tidak perlu khawatir dengan kerinduan masakan Indonesia. Biasanya di daerah dekat stasiun akan ada banyak restoran Indonesia. Untuk lebih mengenal beberapa restoran halal di Taiwan bisa berkunjung ke: http://taiwanhalal.com/.

(Ditulis Ulang dari blog saya di www.sitiutarirahayu.blogspot.com)

Tinggalkan komentar